Hallo, Selamat Datang!

HMTL UII

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia Salam Lestari

Sunday, August 23, 2020

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Home Industry VS Cleaner Production

 


Oleh : Lesi Trian Efanna

Mahasiswa Semester 6, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Seiring kemajuan zaman hingga saat ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi pelaku usaha untuk mencari strategi dalam menghadapi persaingan dunia bisnis tersebut. Produsen dituntut supaya lebih memperhatikan fungsi dari suatu produk, sehingga para konsumsen akan tertarik untuk membeli produk yang dihasilkan guna memenuhi misalnya kebutuhan primer. Saat ini, kebutuhan primer seperti minuman sudah sangat berkembang serta menjadi persaingan di dunia bisnis misalnya teh, kopi dan lain sebagainya.

Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu wilayah penghasil teh, yaitu Teh Hitam Gunung Dempo yang dihasilkan oleh PT Perkebunan Nusantara 7 (persero) atau disebut dengan PTPn7. Peningkatan persaingan antar produsen teh hitam baik dalam negeri maupun luar negeri merupakan tantangan bagi PTPN VII untuk mampu bersaing melalui program perbaikan kinerja perusahaan baik dalam bidang efisiensi proses produksi maupun efisiensi biaya. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang diterapkan yakni program cleaner production.

Cleaner production adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah pada pencegahan terpadu yang diterapkan pada seluruh siklus produksi. Secara umum proses produksi teh meliputi pelayuan, penggilingan, oksidasi (fermentasi),  pengeringan dan pengemasan. Di dalam setiap proses produksi teh hitam kota Pagaralam ini tentunya menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat, limbah cair dan emisi. Dalam penerapan program produksi bersih yakni memanfaatkan ampas teh untuk dijadikan pupuk tanaman (Reuse). Selama ini, bahan baku papan partikel diproduksi dari partikel-partikel kayu namun siapa sangka kalau ternyata ampas teh bisa dijadikan sebagai bahan baku alternatif papan partikel dikarenakan ampas teh terdapat senyawa lignoselulosa (Recycle).

Dalam kaitannya dengan penerapan produksi bersih, guna mendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan, maka harapannya pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan seperti   mempromosikan program produksi bersih agar semua pihak terkait mempunyai persepsi yang sama sehingga mencapai tujuan yang sama pula, menganjurkan pelaksanaan seperti SML, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan, Mengantisipasi diberlakukannya standar-standar internasional di bidang lingkungan dengan ikut aktif dalam keanggotaan ISO/ TC 207 agar PTPN VII Kota Pagaralam dapat melakukan negosiasi dengan negara-negara maju yang ingin memberlakukan standar-standar lingkungan seperti Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Ekolabel maupun ketentuan lainya di bidang lingkungan secara internasional. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan produksi bersih ini tentunya dapat menumbuhkan partisipasi aktif kepada semua pihak yang terlibat dalam implementasi produksi bersih dan tak lupa pula melibatkan masyarakat lainnya guna  peningkatan kesadaran mengenai konsep produksi bersih misalnya melakukan penyebarluasan infomasi, mengadakan  pelatihan, seminar, proyek percontohan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan produksi bersih. Harapannya dengan menerapkan Cleaner production di PTPN VII Teh Hitam Kota Pagaralam ini dapat meningkatkan produktivitas melalui efesiensi yang lebih baik pada penggunaan bahan mentah, energi dan air, menjaga kualitas lingkungan melalui pengurangan sumber penghasil limbah atau emisi, serta mereduksi dampak produk terhadap lingkungan.


1 komen:

  1. Anonymous7/12/22 02:06

    Figure2 exhibits that the proportion of regular gamblers experiencing a playing drawback linearly increases because the variety of month-to-month playing formats increases. There were three times as many individuals experiencing a playing drawback amongst those that participated in 4 or more playing formats andabout 1.5 occasions as many amongst those that participated in three playing formats. To assess whether drawback playing is more associated to some playing formats , we identified the prevalence of drawback playing amongst regular gamblers in specific playing formats using 95% confidence intervals. To look at whether drawback playing is positively associated to excessive involvement in playing , we examined the Spearman’s correlation between the variety of playing formats 1xbet an individual engaged in and the individual’s PPGM rating. A ROC evaluation was also used to assess the relationship between involvement and drawback playing.

    ReplyDelete

Gedung FTSP UII, Jln. Kaliurang KM 14, Sleman, Yogyakarta
082280705508 (INFOKOM)
081806698002 (HUBLU)

SEND US A MESSAGE