The
Great Pacific Garbage, atau Kumpulan sampah plastik
di Samudera Pasifik kini telah meluas dengan ukuran yang tidak masuk
akal. Kumpulan sampah-sampah plastik yang
mengambang di lautan antara Hawaii dan California ini terus membesar hingga
berukuran 1,6 juta km2.
Luas
hamparan sampah yang
terapung ini hampir seluas daratan Indonesia (1,9 juta km2). Hal ini
dilaporkan dalam jurnal Scientific Reports yang dipublikasikan
oleh majalah Nature. Dalam studi tersebut disebutkan bahwa sampah di wilayah ini
telah mengalami peningkatan sebesar 10 hingga 16 kali lebih banyak dari jumlah
yang diduga sebelumnya. Satu hal yang menjadi fakta menyeramkan adalah
bahwa sampah di
sana tidak mengalami pengurangan. Bayangkan, apa yang akan terjadi dalam
beberapa tahun ke depan.
The
Great Pacific Garbage ditemukan pertama kali pada tahun 1990-an, dan sampah-sampah tersebut
berasal dari negara-negara di Lingkar Pacific (Pacific Rim) yang
tersebar di Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan ditambah Lebretan.
The
Great Pacific Garbaga bukan kumpulan plastik yang padat, melainkan terdiri
dari 1,8 triliun bagian plastik. Sampah ini
diperkirakan memiliki bobot 88 ribu ton, atau setara dengan 500 pesawat jet
jumbo. Mikroplastik menyumbang
8 persen dari total jumlah plastik yang mengapung di area luas tersebut. Dari
sekitar 1,8 triliun plastik, terdapat komponen yang lebih besar dari mikroplastik.
Di antaranya seperti jaring ikan, mainan, hingga dudukan toilet.
Berikut ini adalah sejumlah penemuan dari penelitian tersebut, seperti
dikutip dari BBC :
1. 99,9% puing yang
terdapat Samudera Pasifik adalah sampah plastik.
2. Setidaknya 46% di
antaranya adalah jaring ikan, dan lebih dari tiga perempatnya adalah
benda-benda berukuran kurang dari 5cm. Seperti plastik keras, lembaran plastik,
dan CD.
3. Banyak sampah yang sudah
hancur dan menjadi benda-benda kecil. Meski begitu, bentuk awalsampah ini masih bisa
diidentifikasi oleh para peneliti, misalnya kontainer, botol, tutup botol, tali
pengikat, dan lain-lain.
4. Dari 50 objek sampel
yang diteliti, terdapat tulisan tahun pada benda-benda tersebut. Satu objek
dari tahun 1977, tujuh objek berasal dari tahun 1980, 17 objek berasal dari
tahun 1990, 24 objek berasal dari tahun 2000, dan satu objek berasal dari 2010.
5. Hanya benda-benda yang
tebal dan dari jenis tertentu yang mengapung di laut, yakni sampahyang terbuat dari
polipropilen dan polietilena.
Untuk meneliti tingkat
keparahan polusi di Samudra Pasifik utara, sejumlah peneliti melakukan survei
udara. Mereka juga berhasil mengumpulkan 652 jaring yang mengapung di sana.
Setiap tahun, jutaan ton plastik berakhir di laut, beberapa hanyut ke dalam
sistem pusaran arus laut yang besar yang dikenal sebagai gyres.
Setelah terjebak dalam
sirkulasi atau pusaran arus laut tersebut, plastik akan tercacah dan terurai
menjadi mikroplastik yang tak telihat secara kasat mata. Mikroplastik ini akan
tertelan oleh satwa laut. Dengan demikian, bisa saja manusia memakan satwa laut
yang mengandung mikroplastik tersebut.
Source : National Geographic
0 komen: