Hallo, Selamat Datang!

HMTL UII

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia Salam Lestari

Monday, April 24, 2017

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Lingkungan dalam islam

Ilustrasi : Kepedulian muslim terhadap lingkungan
sumber : http://www.khaleafa.com 

        Munculnya berbagai permasalahan lingkungan yang melanda saat ini tentu menjadi problematika yang amat besar bagi seluruh penghuni bumi ini. Selain mengakibatkan kematian dan menyebarnya wabah penyakit, rusaknya lingkungan juga akan berakibat pada hilangnya potensi akan kelestarian masa depan bagi mahluk hidup, terlebih bagi manusia itu sendiri. Masyarakat yang cenderung tidak peduli  dan kurang memperhatikan konsekuensi dari kerusakan  lingkungan kehidupannya. Mereka menganggap bila hancurnya alam ini hanya akan berakibat pada flora dan fauna saja. Anggapan itu menyebar luas ke seluruh masyarakat di dunia ini, terlebih dengan adanya fakta yang menunjukkan bila kerusakan alam hanya akan memiliki akibat kepada manusia setelah berpuluh-puluh tahun kemudian. Dengan pemikiran seperti itu, mereka pun lengah dari upaya menjaga lingkungan, dan menganggap tugas menjaga lingkungan hanya patut dilakukan oleh mereka yang memiliki wewenang dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan saja.

      Padahal, kerusakan lingkungan dapat diperkirakan kelak tidak hanya memengaruhi kelangsungan flora dan fauna saja, namun juga dapat merombak kehidupan masyarakat manusia seutuhnya. Sulitnya pangan yang bersumberkan dari pertanian dan perkebunan akibat tercemarnya air, tentu tidak dapat memungkiri efek yang akan merubah peta ekonomi dan politik di masa kedepannya. Nilai sosial dan budaya pun sudah pasti akan berubah. Bila dapat dipermisalkan, sumber air bersih yang sulit didapat akan mengakibatkan pertengkaran antar manusia yang memperebutkan air bersih itu demi kelangsungan hidup mereka masing-masing, sehingga permusuhan dan kejahatan di masyarakat luas pun tidak bisa disangka akan terjadi. Adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa amat banyaknya populasi manusia di zaman kini, tidak menjadikan hal tersebut sebagai hal omongan kosong belaka. Bila asap dan kotoran yang beterbangan di udara tidak ditangkal, dapat dengan mudah dikatakan penyakit pernafasan pun akan merajalela. Kebutuhan akan obat dan alat kesehatan nafas pun akan semakin dicari, sehingga mungkin saja negara harus mengimpor keperluan itu dari negara lain, demi memenuhi kebutuhan itu. Bahkan, tidak bisa dipungkiri, berbagai penyakit akibat rusaknya lingkungan dapat pula mengundang peneliti-peneliti asing untuk mencari solusi bagi permasalahan itu, yang tak jarang solusi itu berbuah jutaan dana yang harus dikerahkan. Belum pula diperhitungkan, bila mungkin saja ada peneliti yang rela meneliti hanya demi meraup keuntungan pribadi, dengan menyebar luaskan penyakit yang ditelitinya itu ke daerah lain, dan menjual obat dari penyakit yang disebarnya sendiri.


         Atas berbagai akibat tersebut, tentulah perlu dirumuskan suatu pemikiran baru yang dapat menunjang setiap lapisan masyarakat untuk bersinergi dalam upaya pelestarian lingkungan. Agama Islam dapat mengambil perannya disini. Kaum agamawan dan cendekiawan muslim mampu memberikan andil besar dalam perkara ini, mengingat perkara umat Islam dan maju-mundurnya umat ditentukan oleh kehadiran mereka.




Lingkungan dalam islam
sumber : http://sustainablesmartbusiness.com

        Bila peradaban lain dapat membangun sistem drainase dan perpipaan dengan unggul atas nama kemanusiaan dan demi mencari upah kerja bagi keluarga, maka umat Islam dapat memberikan corak baru dalam pelestarian lingkungan dengan mengatasnamakan aksi pelestariannya itu demi agamanya yang suci dan untuk meraih ridho dari Tuhannya. Umat Islam tentu sangat memahami pentingnya niat dan pengaruhnya bagi kelangsungan hidupnya sendiri. Penyandaran diri pada harta dan upah kemanusiaan hanya akan berbuah dalam tempo waktu yang sedikit. Sedangkan niatan yang suci dikarenakan Tuhan akan memiliki pengaruh yang lebih lama dan lebih besar daripada niatan karena hal keduniaan. Sebagai pendukung, dalil yang menyebutkan bila manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya tentu dapat memperkuat niatan ini.


       Ulama’ Islam pun harus menggali lebih dalam dari ajaran agamanya tentang pelestarian lingkungan, dan menentukan cara praktis untuk menerapkannya. Terkutatnya para pemikir Islam dalam menerapkan agama Islam di bidang sosial dan budaya telah melalaikannya dari bidang lingkungan, sehingga perhatian umat Islam amat kurang terhadap lingkungan. Maka, patutlah pemikir Islam dan kaum agamawan Islam mulai melebarkan sayap perhatian agamanya, dengan merangkul perkara lingkungan bagi ajaran agamanya. Supaya hal tersebut terjadi, sosialisasi dan pemahaman akan lingkungan dan berbagai sistem lingkungan perlu disampaikan kepada agamawan Islam, dengan tujuan agar kaum agamawan Islam mampu memberi keputusan yang tepat dan spesifik dalam urusan yang berhubungan dengan lingkungan.


      Bila pelebaran itu lantas dinilai sebagai bid’ah oleh sebagian agamawan yang melihatnya secara sepintas, perlulah agamawan itu ketahui tentang risiko dari rusaknya lingkungan yang barangkali terjadi bila perkara itu tidak mendapat perhatian serius dari umat Islam. Amat banyak sekali orang yang menggambarkan umat Islam sebagai umat yang kurang menghargai kebersihan, tidak sehat, lalai, dan kurang terdidik. Anggapan yang menyudutkan umat Islam seperti itu, dan tentunya juga akan menyingkirkan agama Islam di kemudian waktu, perlu ditepis, dan sekiranya perhatian yang lebih dari agama Islam terhadap lingkungan dapat menghilangkan penyudutan tersebut.


     Tentu sudah sangat jelas bahwa betapa banyak dalil dan argumen yang memposisikan agama Islam sebagai agama yang peduli lingkungan. Namun, pada praktiknya, amat sedikit sekali bukti yang menunjang kepedulian agama Islam terhadap lingkungan. Menelisik sejarah, banyak sekali pertikaian dan permusuhan akibat konflik antara peradaban Islam dan peradaban barat. Dengan adanya konflik tersebut, sebagian umat Islam bersikap curiga dan kurang memercayai segala sesuatu yang datang dari barat. Ilmu pengetahuan, pemikiran, dan budaya dari barat juga dipandang sebelah mata oleh kalangan muslim. Tak terkecuali, sikap curiga itu berakibat pula dalam kurangnya penyerapan informasi dan ilmu pengetahuan dari barat yang berguna bagi umat Islam sendiri, yang salah satunya berupa teknologi dan ilmu tentang lingkungan. Kurangnya perhatian akan ilmu dan teknologi barat itu berimbas pula pada kelangsungan hidup masyarakat muslim, yang pula menyebabkan sistem kesehatan dan kebersihan, serta pendidikan turut tertinggal daripada peradaban lain yang menerima perkembangan dari peradaban barat.


       Luasnya penyebaran agama Islam dan banyaknya penganut Islam di berbagai belahan bumi ini tentu menjadikan umat Islam sebagai pihak yang bertanggungjawab besar atas lingkungan ini. Maka, patutlah perkara lingkungan ini diperhatikan dengan baik oleh umat Islam, demi keberlangsungan bumi yang sehat dan nyaman.


Penulis : Ainun Mardiah (TL 16)

0 komen:

Gedung FTSP UII, Jln. Kaliurang KM 14, Sleman, Yogyakarta
082280705508 (INFOKOM)
081806698002 (HUBLU)

SEND US A MESSAGE